Daftar Blog Saya

Senin, 26 Maret 2012

SMA vs SMK



dilihat dari berbagai sisi dan setelah beberapa tahun mengalaminya, saya merasa bahwa anak SMK itu lebih dikucilkan oleh anak SMA. kenapa? sekarang kita teliti beberapa aspek di dalamnya.

poin pertama:
SMK adalah singkatan dari Sekolah Menengah Kejuruan, dimana Pemerintah menyarankan lulusan SMP atau sederajatnya melanjutkan sekolah ke SMK, untuk meminimalisasikan pengangguran yang terjadi di Indonesia saat ini. karena SMK akan menyiapkan siswa tersebut agar siap kerja setelah lulus nanti. otomatis yang masuk di SMK ini mayoritas adalah siswa menengah ke bawah, ya dalam arti kurang mampu jika dibandingkan masuk SMA yang biasanya harus melanjutkan ke perguruan tinggi.

poin kedua:
poin pertama tadi adalah sebab. akibatnya, siswa SMA mengaggap kalau SMK itu "kampungan" (maaf). apalagi era globalisasi jaman sekarang yang selalu membenarkan bahwa anak masa kini itu tidak "kece/gaul" kalau gak pakai BlackBerry/IPhone/Android/Tablet, pil, puyer atau kapsul lainnya. atau gak pakai behel dan produk-produk lainnya yang di masa nanti juga akan dibilang "alay". mereka yang menganggap SMK kampungan itu hanyalah opini. tapi menganggap SMK "norak" itu jangan selalu dibenarkan. kenapa? baca poin ketiga.

poin ketiga:
seperti yang sudah saya jelaskan, lulusan SMK sudah menjamin untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah dan meminimalisasikan pengangguran. SMK belajar bagaimana caranya berusaha dalam keadaan yang sangat minim. bukan hanya belajar di sekolah, tapi belajar dari hidup sendiri maupun kawan-kawain lainnya. bukannya saya men-judge SMA tidak mudah mencari pekerjaan, namun SMA belum mendapatkan pelajaran keterampilan kejuruan dan merasakan bekerja langsung di tempat kerja itu. so, SMK BISA! setidaknya SMK lebih menguasai hal yang SMA tidak tau. don't judge us if you don't wanna be judged.

saya menulis ini semata-mata bukan saya membela jalan saya, tapi saya prihatin dengan olok-olokan anak SMA yang selalu memandang sebelah mata. ini fakta. saya menulis ini pun hanya untuk yang merasa telah menjelek-jelekkan SMK. seharusnya mereka bersyukur, tanpa SMK pun, anak SMA tidak bisa menjadi orang "wah". bagaimana bisa ada orang kaya tanpa adanya orang miskin? bagaimana orang kaya bisa makan ikan kalau tidak ada nelayan yang membutuhkan makan untuk dia dan keluarganya di sana?

jangan pandang kami sebagai orang tak mampu dalam segala hal, bagi yang tidak mampu, memilih SMK bukanlah takdir, tapi awal dari usaha untuk menjadikan diri dan keluarga lebih baik dari keadaan sebelumnya. jangan tergiur dengan keadaan orang lain yang di atas, tapi pikirkanlah bahwa di bawah kita masih ada yang lebih membutuhkan. hanya kita yang mampu mengubah, bukan mereka yang selalu mengolok-olok namun ujungnya mereka tetap membutuhkan bantuan kita.

gengsi bukan hal yang terpuji, lantas mengapa kalian memegang teguh rasa gengsi itu untuk mendapatkan sesuatu yang belum seharusnya kalian miliki. hargailah orang lain dan siapa yang telah membuat kita menjadi seperti ini. hargai yang telah mengeluarkan biaya untuk kita ini sampai titik kita menjadi "orang".

mohon maaf jika ada pihak yang tersinggung, namun seharusnya Anda tidak tersinggung karena Anda bukan termasuk orang yang saya singgung. semoga begitu. buka mata dan lakukanlah kebaikan :)

Zidnie Ilma

6 komentar:

  1. wah g gtu jga deh kayanya.
    soalnya g semua anak SMK itu terpaksa masuk di SMK n itu terbukti bahwa sebenernya w lebih kepengen masuk SMK dr pda SMA.
    sebab SMA tuh g ad skillnya bisa di bilang cupu cuma tau teori aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gue juga sebagai anak SMK bukan terpaksa kok.
      setuju banget! :)

      Hapus
  2. Nice post! FYI, justru banyak SMK skrg yg kurikulum pembelajarannya setara dengan D3.

    BalasHapus
  3. wailah cuek aja lah mba il =D

    BalasHapus